Selasa, 01 Januari 2013

Your Life Isn't Yours




Saya pikir, hanya orang-orang yang pecundang yang merasa bahwa hidup itu sepenuhnya miliknya. Bukan, hidupmu bukan milikmu. Segala sesuatu yang kamu jalani dan kamu lakukan itu bukan hanya tentang kamu, tetapi melibatkan orang lain juga. Kita mempunyai orang tua, dan kita wajib untuk menghormatinya. Kita hidup berdampingan dengan orang lain, dan kita wajib untuk menghargainya.

Manusia itu makhluk sosial, kan? Nah untuk itu, kita juga harus memikirkan pandangan orang lain. Dan dalam hidup, kita terikat dengan sebuah aturan. Hukum, tata karma, budaya. Hal itu semua tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Mengapa? Karena hidupmu bukan milikmu


Bayangkan, kalau saja seluruh manusia merasa bahwa hidup sepenuhnya miliknya. Mereka akan bebas melakukan apa saja. Manusia bisa saja dengan seenaknya menindas hak orang lain, menganggap orang disekitarnya hanyalah seonggok daging tak bernyawa. Manusia juga bisa melakukan kejahatan. Menipu, mencuri, membunuh dan segala tindakan diluar batas kewajaran lainnya yang mungkin terlalu vulgar bila saya sebutkan.

Dalam hidup, kita mempunyai agama. Setiap orang yang beragama, pasti mempercayai Tuhan. Kita tidak boleh lupa, bahwa kita juga mempunyai Tuhan. Tuhan-lah yang mengatur segala isi di alam semesta ini. Tuhan pula yang mengatur hidup dan matinya suatu makhluk. Kita memang berhak untuk hidup, tapi kita tidak berhak untuk mati. Sekali lagi saya tekankan, hidupmu bukan milikmu. Hidupmu milik-Nya.

“Inna lillahi wa inna ilaihii rajiun” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali)

0 comment:

Posting Komentar