Minggu, 30 Maret 2014

Karena Allah sayang padaku

Alhamdulillah, beberapa hari ini, saya sedikit mendapatkan teguran dari Allah. Ya, saya katakan ini merupakan teguran, bukan cobaan, karena saya belum terlalu ‘layak’ untuk mendapatkan cobaan dari Allah. Menurut saya pribadi, cobaan itu datang pada hamba-Nya yang sudah benar-benar bertaqwa kepada-Nya, mereka diuji tentang kesungguhan dan keseriusan keimanan mereka. Sementara saya memang masih jauh dari sempurna untuk mendapatkan cobaan, namun saya berusaha sungguh-sungguh untuk menjadi hamba yang baik di mata-Nya.
Allah memang sangat baik. Allah masih mau menegur saya, yang mungkin agak sedikit melenceng dari jalan-Nya. Mungkin Allah ingin saya selalu berada di dekat-Nya, maka dari itu saya ditegur
Namun dibalik teguran itu, saya masih punya banyak sahabat yang mendukung saya, selalu mensupport dan mendo’akan saya, setia menghibur dan mendampingi saya agar saya bisa ikhlas menerima teguranMu itu.
Allah… Allah… Allah..
Ya Allah, teguranmu kali ini memang membuat saya sangat sakit, tapi hamba-Mu ini yakin, semua teguran ini diberikan hanya karena Dirimu ingin dekat dengan hamba-Nya, agar selalu mengingat Dirimu.
Terimakasih Ya Allah, hamba bersyukur Engkau masih sayang kepada hamba.

Sabtu, 29 Maret 2014

Poli-Tikus

Menurut saya, setiap manusia hidup di dunia yang berbeda-beda. Duniaku adalah duniaku, duniamu adalah duniamu, dan dunia mereka adalah dunia mereka. Walaupun kita masih menjajaki tanah yang sama dan beratap langit yang sama.
Lalu, seperti apakah dunia saya? Yup, dunia saya adalah dunia yang saya buat sendiri dalam imajinasi saya. Saya mengakui saya memang sering berkhayal, berkhayal tak tentu arah , bisa terjadi secara mendadak dimana saja dan kapan saja. Terkadang ketika saya sedang bekerja pun saya secara tiba-tiba terjerembab dalam dunia khayalan saya, melewati batas horizontal titik fokus saya. Saya tidak mengerti ini merupakan sebuah kelainan psikologis atau bukan, tetapi saya berusaha nyaman dengan keadaan ini. Dan yang pasti, dunia inilah yang menginspirasi saya. Terkadang orang-orang berpikir bahwa saya terlalu banyak mimpi dan berkhayal. Biarkan saja, toh semuanya berawal dari mimpi kan ya? Mimpi ditambah usaha ditambah do’a ditambah segala macam yang berbau positif sama dengan SUKSES! Aamiiin..
Kalau melihat dunia secara ‘global’, mungkin bisa tercerminkan di layar televisi. Loh? Itukan Negara Indonesia? Bukan dunia. Biarkan saja, toh kita berpijak di tanah Indonesia, jadi dunianya kita, ya dunia Indonesia.
Kalau lihat di televisi akhir-akhir ini, bukan suatu hal yang aneh kalau kita melihat banyak bertebaran iklan partai politik yang sibuk menyuarakan sebagian dari sekian banyak visi-misinya melalui media audiovisual. Sah-sah saja sih, saya sendiri tidak terlalu merasa terganggu dengan hal itu.
Kita lihat dari sisi positifnya, kalau banyak orang-orang yang ingin menjadi bagian dari ‘wakil rakyat’, berarti banyak orang di Negara kita ini yang hatinya mulia. Mereka rela berkorban waktu, tenaga, dan pikirannya hanya untuk mewakili rakyat, menyuarakan jeritan hati kita semua yang kemudian akan mereliasasikannya. Duuuh, Indonesia memang baik sekali kan ya?
Sekitar beberapa hari yang lalu, saya menelepon orang tua saya, entah darimana memulai percakapan tersebut, sampai akhirnya saya bertanya, “pah, boleh ga kalau saya jadi politikus?” kemudian papah pun menjawab, “ boleh aja, asal jangan jadi ‘tikus’nya aja”
Tapi tetap saja, kata politikus tidak bisa dipisahkan dari penggalan kata-nya, poli-tikus. Tapi mudah-mudahan saja, pemikiran saya yang barusan tadi salah.

Sekian saja tulisan kali ini. Tidak nyambung dengan judul? Biarkan saja.

Jumat, 28 Maret 2014

Begin Again?

Well, mungkin ini tulisan pertama saya pada tahun 2014 ini yang saya posting di blog yang sudah mulai lumutan ataupun jamuran karena sering dan kelamaan ditinggal oleh pemiliknya yang kadang sok sibuk ini.
Mungkin kalimat tersebut –sebenarnya terlalu panjang untuk disebut sebagai sebuah kalimat- terdengar rancu di telinga ataupun sepet di mata. Maklum saja, saya bukan seorang artis yang bisa membuat kata-kata manis yang puitis, dan saya hanya sedikit narsis. Apakah Anda tambah bingung? Oke, anggap Anda tidak pernah baca kalimat di atas.
Disini saya hanya mengungkapkan alasan-alasan klasik yang bisa disebut juga terlalu di buat-buat tentang mengapa saya tidak rajin menulis lagi seperti ‘sebelumnya’. Ingat! Kata ‘sebelumnya’ disini dalam artian waktu yang sangat lampau.
Sebenarnya saya masih tetap menulis, hanya saja saya tidak menulis menggunakan tinta yang ditorehkan pada lembaran kertas, ataupun pada tuts keyboard laptop yang sudah mulai agak error ini. Saya hanya sibuk menulis di dalam pikiran-pikiran saya. Namun saya terlalu malas untuk menorehkannya dalam sebuah karya. Ya, karya, Anda tidak salah baca. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya adalah hasil perbuatan, buatan atau ciptaan. Ini serius, Anda bisa mengeceknya sendiri. Jadi, terlepas dari bagus atau tidaknya, bermanfaat atau tidaknya, ada nilai atau tidaknya, tulisan omong-kosong yang saya tulis ini merupakan sebuah ‘karya’
Selanjutnya, melihat judul di atas, “Begin Again?” saya memang sengaja memberi tanda tanya (?). Hal tersebut dikarenakan karena saya tidak yakin bahwa saya akan memulai lagi. Memulai dalam hal apa? Hal apa saja yang bisa dilakukan. Mungkin kali ini dalam hal tulis-menulis. Sudah sangat banyak niat baik saya kandas ditengah jalan hanya karena ketidak-konsisten-an yang terjadi pada diri saya. Mungkin konsistensi saya bentuknya seperti karet.

Sekian saja tulisan yang tidak jelas tujuannya ini, saya tidak ingin membuat anda mual-mual, nyeri kepala berlebihan, mata berkunang-kunang dan lain sebagainya dikarenakan membaca tulisan ini.