Sabtu, 29 September 2012

Never Too Late


Dear friends,

This world will never be
What I expected
And if I don't belong
Who would have guessed it

Dunia ini memang tidak akan sesuai dengan yang kita harapkan
Yang bisa kita lakukan adalah menjalankan apa yang Tuhan harapkan untuk kita
Kita memang tidak pernah menyangka bahwa akan terjadi hal seperti ini
Tapi Tuhan pasti memilihkan jalan yang terbaik untu kita

I will not leave alone
Everything that I own
To make you feel like it's not too late
It's never too late

Minggu, 16 September 2012

who am I?

Siapakah aku?

Aku hanyalah salah satu bagian dari seluruh jagat raya ini yang tidak penting..

Aku hanyalah seseorang yang tidak bisa membawa perubahan, bahkan pada diriku sendiri..

Aku adalah seorang pecundang.. yang bodoh, yang telah menyia-nyiakan waktu..

Aku adalah seorang pengecut yang tidak berani menghadapi kerasnya kehidupan..

Aku adalah orang yang sombong..
Sombong karena selalu menganggap bahwa hidup ini mudah..

Sementara orang lain berjuang menghadapi kerasnya kehidupan, aku hanyalah duduk berpangku tangan..
Menganggap seolah-olah hidup hanyalah khayalan..
Khayalan panjang yang suatu saat nanti akan berakhir..

"Akan jadi apakah Aku di masa depan nanti??"

pertanyaan yang belum terjawab dan tidak tahu apakah akan terjawab..

Sabtu, 15 September 2012

Sebuah Cerita

Aku terduduk di atas kasur, sambil menatap tajam benda yang kupegang erat ini. Pisau bergagang kayu warna hitam yang baru saja ku ambil dari dapur. Pandangan mataku kosong, tetapi tidak dengan pikiranku. Aku benci. Aku benci mereka yang sok tau. Aku benci mereka yang mengatur-atur hidupku. Toh ini hidupku, dan aku tau apa yang aku inginkan

‘ayo lakukan’ suara-suara itu terus berkecamuk dalam pikiranku.

Teringat beberapa waktu silam, saat orang tuaku meminta aku untuk bersekolah di tempat yang dipilihnya, padahal saat itu aku sudah memilih tempat yang benar-benar kuinginkan. Sungguh pada saat itu aku ingin menolak, tapi apalah daya, aku hanyalah seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tua. Pada akhirnya aku memutuskan untuk menuruti keinginan orang tuaku. Sebulan, dua bulan, hingga hampir setahun aku lalui, tetap saja aku merasa tidak kerasan di tempat itu. Bukan karena tempat itu menyiksaku. Bukan itu. Tapi perasaan yang ku pendam ini yang sangat menyiksaku. Rasa ketidak inginan yang begitu besar yang terus menghantui pikiranku

‘ayo cepat lakukan, apa yang kau tunggu’ suara itu terdengar lagi.

Pernah suatu ketika kuceritakan semua uneg-uneg yang ada di pikiranku. Ku tumpahkan semua rasa kesal dan amarah yang terus berkecamuk dalam benakku. Air mata yang mengalir deras seolah mengisyaratkan betapa beratnya hari yang harus kulalui. Tapi sekali lagi, aku hanyalah seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tua. Kuterima saja nasihat-nasihat yang sebenarnya sama sekali tak kuhiraukan. Bagaimanapun, aku tak ingin menjadi anak yang durhaka kepada orang tua

Namun, kini aku sudah tidak tahan lagi. Waktu-waktu yang kulalui selama ini bagai terbuang dengan percuma. Aku merasa sangat menyesal. Kebahagiaan dalam hatiku pun lenyap bak matahari ditelan senja, bahkan aku sudah lupa kapan terakhir kalinya aku benar-benar tersenyum.

Perlahan tapi pasti, kugoreskan pisau tersebut pada pergelangan tangan kiriku. Darah mengalir deras namun perlahan melewati setiap jengkal jari tangan kiriku. Aku menikmati setiap tetesan cairan merah kental tersebut, hingga cairan tersebut membasahi kasur yang kududuki. Aku tertawa di dalam tangis. Atau menangis di dalam tertawa? Aku pun tak tahu.

Kemuadian semuanya melayang bagaikan di terjang badai. Sekujur tubuhku pun mulai dingin. Mataku pun berkunang-kunang dan lalu semuanya menjadi gelap. Gelap segelap-gelapnya gelap. Tak ada lagi rasa sesal, tak ada pula amarah, semuanya tenang. Namun, aku pun tidak merasakan kebahagiaan.

Tiba-tiba saja aku terbangun. Dan ternyata, aku baru saja menyelesaikan sebuah cerita.